Evolusi Bunga
16.28 | Author: For everyone

Kanan : fosil Archaefructus liaoningensis yang berusia 140 juta tahun. Struktur mirip daun pada fosil tersebut mengandung minyak tumbuh-tumbuhan, suatu ciri khas yang hanya dimiliki tanaman berbunga (sumber : University of Florida).

Kapankah bunga-bunga yang bertebaran di sekitar kita, seperti tulip, bunga Matahari dan yang lain itu mulai muncul ke dunia ?

Jika dilihat dari fosil yang terekam dalam lapisan-lapisan sedimen di kerak Bumi, fosil tumbuh-tumbuhan tertua tercatat berusia 425 juta tahun, yang ditunjukkan dengan keberadaan fosil fern, fir, conifer dan beberapa varietas tumbuhan purba yang lain. Sementara di masa 130 juta tahun silam tumbuhan berbunga mulai mewarnai permukaan Bumi. Di antara dua masa itu tidak diketahui secara pasti bagaimana tumbuhan yang lebih tua mampu berevolusi membentuk tumbuhan berbunga.

Bapak evolusi Charles Darwin menjumpai fenomena ini sejak abad 19 lalu. Sejak itu berbagai kemungkinan diungkapkan, namun permasalahan ini masih kontroversial hingga sekarang. Di kalangan ilmuwan, fenomena ini dikenal sebagai salah satu misteri Darwin.

Di tengah berbagai kemungkinan yang ada, sebuah tim geokimia dari Stanford memasuki lapangan perdebatan ini dengan mengungkapkan bahwa tumbuhan berbunga mulai berevolusi sejak 250 juta tahun yang lalu. Artinya jauh-jauh hari sebelum butiran tepung sari pertama tercetak sebagai fosil. Menurut J. Michael Moldowan, profesor peneliti geologi lingkungan Stanford, penelitian mereka mengindikasikan bahwa tumbuhan berbunga pertama mulai muncul di era Permian dalam masa sekitar 290 - 245 juta tahun yang lalu.

Oleanane

oleanane

Kiri : rumus bangun molekul oleanane yang berhasil dideteksi Moldowan dan rekan-rekannya dari deposit sedimen berminyak yang berusia ratusan juta tahun (Sumber : IUPAC).

"Kami mendasarkan penelitian ini pada sebuah senyawa organik yang dinamakan oleanane, yang acap ditemukan pada fosil-fosil tumbuhan ", tambah Moldowan. " Ini merupakan langkah maju. Selama ini kerja para palentolog terbatas pada anatomi tumbuhan purba yang tercetak dalam fosil secara detil, bukan pada molekul pembentuk (oleanane) ", kata Bruce Runnegar, profesor palentologi di University California of Los Angeles.

Oleanane merupakan senyawa organik yang diproduksi oleh berbagai macam tumbuhan dan berfungsi sebagai bagian dari mekanisme pertahanan tumbuhan terhadap serangan serangga, jamur dan berbagai aktivitas mikroba lainnya. Namun senyawa ini tidak dijumpai pada beberapa tumbuhan seperti pinus.

perbandingan Kanan : sebuah fosil tumbuhan purba berbunga (kiri) dan tumbuhan berbunga saat ini (sumber : Hanman's Fossils)

Moldowan dan koleganya mempelajari sedimen-sedimen berumur Permian yang mengandung sisa-sisa tumbuhan purba yang dikenal sebagai gigantopterids. Dalam lapisan sedimen yang sama pula ditemukan oleanane. Hal ini memperlihatkan bahwa gigantopterids pun memproduksi oleanane, layaknya tumbuhan moderan pada saat ini. Dari sini biolog David W. Taylor dari Indiana University menyimpulkan bahwa tumbuh-tumbuhan berbunga telah ada jauh lebih awal. Penemuan ini cukup penting karena dalam waktu yang belum lama juga di daratan Cina ditemukan fosil gigantopterids yang lengkap dengan daun dan batangnya, yang sangat mirip jika dibandingkan dengan tumbuhan berbunga modern, lanjut Taylor. Taylor memperkirakan bahwa gigantopterids dan tumbuhan berbunga mulai berevolusi dari tumbuhan yang lebih tua secara bersama-sama semenjak 250 juta tahun yang lalu.

Kini penemuan ini sedang memasuki lapangan perdebatan ilmiah yang sesungguhnya. Namun di samping itu, Moldowan dan rekan-rekannya mencatatkan diri bahwa oleanane dapatlah dijadikan sebagai fosil kimiawi yang penting untuk mempelajari sejarah kehidupan di muka Bumi.

Imas Juariah (17)
Dibuat untuk perbaikan nilai rapor semester 1


|
This entry was posted on 16.28 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: