Buah-buahan disukai karena rasa dan kandungan vitamin dan mineralnya, namun kebanyakan mudah rusak. Kehilangan hasil pascapanen buah-buahan berkisar dari 6 sampai 94%. Penyusutan ini dapat dikurangi dengan memperpan-jang daya simpan buah, antara lain dengan poliamina yang dapat menunda proses senesen. Penelitian ini bertujuan memperoleh bahan teknologi untuk memperpan-jang daya simpan buah menggunakan zat pengatur tumbuh poliamina dan prekursornya serta mempelajari fisiologi pemasakan buah dengan kandungan poliamina dan etilena buah.

Buah yang digunakan ialah pisang, mangga, dan pepaya. Beberapa perlakuan zat pengatur tumbuh (putresina, spermidina, spermina, dan prekursor-nya), pelilinan, dan penyimpanan dalam plastik polietilena digunakan dalam penelitian ini.

Poliamina dapat menunda proses pemasakan buah pisang, mangga, dan pepaya. Hal ini terlihat dari penghambatan pelunakan, peningkatan skor warna, peningkatan kadar gula atau padatan terlarut total, nisbah daging dengan kulit buah, laju respirasi, dan produksi etilena. Berdasarkan kemampuan poliamina dalam menunda proses pemasakan, urutannya ialah spermina, spermidina, dan putresina.

Asam amino prekursor poliamina tidak dapat menghambat pemasakan buah mangga dan pepaya, tetapi dapat menghambat pemasakan buah pisang. Arginina merupakan asam amino yang paling efektif menghambat pemasakan buah pisang. Interaksi arginina dan metionina tidak efektif dalam penghambatan pemasakan buah pepaya dan pisang.

Penyimpanan buah pisang dalam plastik paling baik untuk menghambat susut bobot dan spermidina paling baik untuk menghambat proses pelunakan buah daripada perlakuan pascapanen lainnya. Perlakuan pascapanen terbaik untuk menghambat proses pemasakan buah pisang ialah plastik polietilena, kemudian spermidina dan CaCl2. Pelilinan memberikan efek yang baik pada buah mangga dan pepaya dibandingkan dengan perlakuan spermidina dan CaCl2.

Kandungan 1-aminosiklopropana-1-asam karboksilat (ACC) pada kulit buah pisang lebih rendah daripada daging buah. Pada awal penyimpanan kandungan ACC rendah dan meningkat sampai maksimum pada 15 hari (pada pisang), 6 hari (pada mangga), dan 9 hari (pada pepaya) setelah perlakuan. Pada buah pisang, perlakuan spermidina dan spermina dapat menekan aktivitas ACC oksidase. Pola perubahan aktivitas ACC oksidase pada buah pisang dan pepaya sama dengan pola perubahan kandungan ACC.

Penyimpanan buah pada suhu dingin dapat menghambat proses pelunakan, peningkatan kandungan padatan terlarut total, dan penurunan kandungan asam tertitrasi. Putresina, spermidina, dan spermina ditemukan baik pada kulit maupun daging buah mangga. Proses pelunakan terjadi pada buah yang disimpan pada suhu kamar dan suhu dingin. Tidak ada pola yang jelas mengenai kandungan poliamina pada buah yang disimpan pada dua suhu yang berbeda.

|
This entry was posted on 12.31 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: